sederet kamus
Search Articles
Translate: Tutorial:

Perbedaan Hope & Wish

Sebagai English learners, kita pasti pernah menemukan dua kata yang memiliki arti yang sama namun berbeda penggunaannya. Misalnya saja kata hope dan wish. Kedua kata ini berbagi arti yang sama, yakni “harap”. Akan tetapi, kedua kata ini tidak bisa menggantikan satu sama lainnya karena penggunaannya berbeda.

Lantas, apa perbedaan hope dan wish? Bagaimana cara penggunaannya? Mari kita cari tahu melalui penjelasan di bawah ini:

Hope

Hope digunakan untuk menyampaikan situasi yang kita inginkan, yang kemungkinan bisa terjadi. Contoh:

  • I hope she will forgive me. (Saya harap dia akan memaafkan saya) –> Masih ada kemungkinan bagi saya untuk dimaafkan oleh dia
  • Mike hopes you get accepted into Harvard. (Mike harap kamu diterima di Harvard) –> Masih ada kemungkinan kamu masuk Harvard

Kalimat yang ada setelah kata hope pada umumnya berbentuk present tense atau future tense. Contoh:

  • We hope she will win the race. (Kami harap dia akan memenangkan lombanya)
  • I hope they arrive safely. (Saya harap mereka tiba dengan selamat)
  • He hopes it won’t be raining tomorrow. (Dia harap besok tidak akan hujan)
  • They hope Budi is okay. (Mereka berharap Budi tidak apa-apa)
  • I hope I will get perfect score at math exam. (Saya harap saya akan mendapat nilai yang sempurna pada ulangan matematika)

Walaupun ini jarang terjadi, pada konteks tertentu hope juga bisa diikuti oleh kalimat dalam bentuk past tense. Contoh:

  • Jane hopes Emma had a great time at the beach last week. (Jane harap Emma bersenang-senang di pantai minggu kemarin)

Pada contoh di atas, peristiwa Emma pergi ke pantai merupakan peristiwa di masa lalu. Di masa kini, Jane belum tahu apakah Emma menghabiskan waktu yang menyenangkan di pantai atau tidak. Untuk itu, dalam sudut pandang Jane, masih ada kemungkinan bahwa Emma memiliki waktu yang menyenangkan di pantai. Coba kita bandingkan dengan contoh berikut:

  • Jane wishes Emma had had a great time at the beach last week. (Jane harap Emma bersenang-senang di pantai minggu kemarin)

Pada contoh ini, Emma tidak memiliki waktu yang menyenangkan saat di pantai dan Jane sangat menyayangkan (turut menyesal) akan hal ini.

Untuk lebih memahami penggunaan wish, mari kita lihat uraian berikut ini:

Wish

Wish bisa digunakan untuk mengungkapkan situasi yang kita inginkan. Akan tetapi, situasi tersebut tidak mungkin terjadi karena situasi yang terjadi sebenarnya adalah situasi kebalikan dari apa yang kita inginkan. Contoh:

  • I wish I could swim. (Saya harap saya bisa berenang) –> kenyataannya saya tidak bisa berenang, tetapi saya ingin bisa berenang
  • John wishes he had called Maya. (John harap dia menelepon maya) –> kenyataannya John tidak menelepon Maya dan dia menyesal tidak melakukannya

Kalimat setelah wish harus berbentuk past tense, past perfect, atau would + verb.

1. Wish + past tense

Penggunaan kalimat berbentuk past tense setelah wish bukan berarti membicarakan situasi di masa lalu. Sebaliknya, kalimat berbentuk ini justru membicarakan situasi masa kini yang berlawanan dengan situasi yang diinginkan. Contoh:

  • I wish I were rich. (Saya harap saya kaya raya) –> kenyataannya saya tidak kaya raya, tetapi saya ingin kaya raya
  • George wishes he could move to New York. (George harap dia bisa pindah ke New York) –> Kenyataannya John tidak bisa pindah ke New York, tetapi ia ingin pindah ke New York
  • I wish I had one day off this week. (Saya harap saya mendapat satu hari libur pada minggu ini) –> saya ingin ada satu hari libur di minggu ini, tetapi kenyataannya tidak ada satu hari libur pun pada minggu ini

2. Wish + past perfect

Wish + past perfect digunakan untuk mengungkapkan penyesalan terhadap situasi yang terjadi di masa lalu. Contoh:

  • I wish I had worn a jacket. (Saya harap saya memakai jaket) –> Saya pada saat itu tidak memakai jaket, dan sekarang saya menyesal
  • We wish we had come earlier. (Kami harap kami datang lebih awal) –> Kami tidak datang lebih awal, dan sekarang kami menyesal
  • Tuti wishes she hadn’t eaten too much spicy food. (Tuti harap ia tidak memakan makanan pedas terlalu banyak) –> Tuti memakan makanan pedas terlalu banyak, dan sekarang dia menyesal

3. Wish + would + verb

Wish + would + verb berfungsi untuk menyatakan situasi masa kini yang tidak kita suka, dan kita harap situasi tersebut akan berubah. Contoh:

  • She wishes the teacher wouldn’t give her so much homework. (Dia harap guru tidak akan memberinya banyak PR) –> kenyataannya, guru memberinya banyak PR. Dia harap di masa depan guru akan berhenti memberinya banyak PR
  • I wish you would wash your own dishes. (Saya harap Anda akan mencuci piring Anda sendiri) –> kenyataannya, Anda tidak mencuci piring Anda sendiri. Saya harap di masa depan Anda akan melakukannya

Kita juga bisa menggunakan wish untuk menyampaikan harapan atau keinginan kita untuk orang lain. Contoh:

  • I wish you all the best. (Saya berharap yang terbaik untuk Anda)
  • We wish you unending happiness. (Semoga kebahagiaan tiada akhir menyertai Anda)
  • I wish you great success. (Semoga sukses besar)

Demikianlah penjelasan tentang perbedaan hope dan wish. Diharapkan setelah membaca artikel ini kita semua tidak akan keliru lagi ketika menggunakan keduanya.